Arsip Kategori: Bugis Makassar

Memindahkan Rumah Panggung ala Kampung

rumah-panggung-3 Bila Anda berkunjung ke kampung-kampung di wilayah pelosok Sulawesi Selatan, Anda akan menemukan banyak sekali rumah panggung. Rumah panggung masih digunakan sehari-hari, bukan hanya sebagai rumah adat, museum atau tempat kunjungan wisata. Model rumah ini adalah hasil kemajuan atau kesederhanaan arsitektur selama berabad-abad. Rumah panggung di Sulsel kami sebut sebagai rumah kayu, bahasa bugisnya “bola aju”.

rumah-panggung-2Rumah kayu ini anti banjir, anti gempa, modular, dan juga mudah dipindahkan (oleh puluhan atau ratusan orang tentunya). Biaya pembuatannya tak semahal rumah batu, istilah kami bagi rumah berpondasi dan berdinding bata, tanpa tiang dari kayu.

Mengapa orang Sulawesi banyak yang mampu berhaji? Mungkin salah satu alasannya karena tak perlu banyak mengeluarkan banyak uang untuk membeli atau membangun rumah.

Kelemahan rumah kayu juga ada. Selain masalah rayap, usia kayunya hanya berkisar 20 hingga 30 tahun. Usia lebih lama dapat diperoleh dengan menggunakan bahan kayu yang lebih berkualitas, tapi tentu efeknya ke biaya.

Bagian paling depan dari rumah kayu adalah terasnya, dinamakan lego-lego. Di bagian ini terasa sejuk karena angin berhembus dari 3 sisi: dari depan, kiri dan kanan. Selain sebagai pos pengamatan ke jalan dan rumah tetangga, teras juga kadang menjadi tempat menjemur pakaian. Anak-anak juga dapat bermain meniup gelembung sabun di teras itu. Membersihkan lantai papannya juga mudah, cukup gunakan sapu, tanpa perlu pengki. Kotoran kecil akan jatuh terbuang di lubang sela-sela papan.

rumahbugis-1Bagian tengah rumah biasanya dijaga agar tetap luas. Ruang tamu dan ruang tengah menyatu. Jamuan makan dengan lesehan sering diadakan di ruang tengah. Kamar-kamar tidur akan diposisikan di bagian pinggir, dilengkapi dengan jendela. Tangga tersedia di depan dan belakang. Tempat mencuci piring biasanya di bagian belakang rumah, berdekatan dengan dapur sebagai tempat membuat makanan dan juga berdekatan dengan tangga belakang. Adapun kamar mandi, biasanya terpisah dari rumah utama, bangunannya terpisah, tersendiri.

Di antara langit-langit dan atap, ada rakkeang (Bugis) atau pammakkang (Makassar) sebagai gudang peralatan maupun tempat penyimpanan padi pasca panen. Tiang-tiang rumah tidak menyentuh tanah, tapi dialasi dengan batu atau cor semen, fungsinya seperti pondasi. Tiang dan balok dan disatukan dengan pasak, bukan dengan paku.

Memindahkan rumah panggung adalah hal yang sudah biasa di Sulawesi Selatan, tetapi tradisi ini sedikit memudar seiring merosotnya minat memiliki rumah panggung.  Jika sang pemilik rumah ingin pindah ke tempat lain yang tidak begitu jauh, biasanya rumah itu cukup diangkat oleh warga kampung. Rumah yang dipindahkan dengan diangkat juga bisa karena alasan terjadinya penjualan tanah saja, tanpa penjualan rumah. Inilah salah satu keistimewaan lain rumah panggung. Dengan cara diangkat, pekerjaan memindahkan rumah bisa berlangsung lebih cepat, lebih murah, dengan kemungkinan resiko kerusakan akibat membongkar yang lebih sedikit. Asal mengerti saja, sebaiknya ada konsumsinya.

Iklan

Kepala Benjol Malah Dibawakan Pisau

benjolDibesarkan di Makassar di dalam keluarga Bugis tahun 90-an memang penuh kenangan. Salah satunya adalah penggunaan pisau untuk kepala yang benjol.

Anak kecil rawan terjatuh dan terluka. Saat di Makassar dulu, bila kami mendapatkan luka berdarah, orang tua kami akan mengolesi madu pada bagian yang terluka untuk membersihkan dan menghentikan mengucurnya darah. Ternyata, madu memang dapat mencegah terjadinya infeksi.

Bila ada yang memar atau benjol, akan diambilkan pisau besar. Lalu bagian yang benjol akan ditekan dengan sisi logam lebar dari pisau tersebut. Fungsinya untuk mendinginkan, sebagai pengganti es batu.pisau

Anak yang belum mengerti cara menggunakan pisau untuk mendinginkan luka memar, ketika dibawakan pisau bisa jadi salah paham. Dikiranya lukanya akan dipotong. Yang tadinya menangis karena terjatuh, biasanya tangisnya semakin menjadi-jadi karena ingin melarikan diri…