Sebagai pengguna aktif KIA All New Sportage, Nissan Livina 2019 tidak cuma punya keunggulan, tapi juga punya kekurangan. Apa saja ya plus minusnya? Simak lebih lanjut ya.
Tak terasa 6 bulan telah berlalu, kami menggunakan Livina 2019 VL AT. Sudah 2 kali servis berkala, odometer menunjukkan angka 13.000 km. Sebelum memutuskan untuk mengambilnya, kami sudah test drive CRV, Fortuner, Pajero Sport, KIA Sedona bahkan juga DFSK Glory 580.
- Livina 2019 vs Honda CRV -> Suspensi CRV kalah nyaman, harga ketinggian untuk mesin yang “biasa aja”
- Livina 2019 vs Toyota Fortuner -> Fortuner kalah senyap, wong mesinnya diesel, di trek lurus Tol Cipali bisa susul-susulan kok dengan Livina 2019
- Livina 2019 vs Pajero Sport -> Walaupun tenaga alias horsepowernya besar, Pajero Sport kurang nyaman di bagian armrest kanan (pintu driver)
- Livina 2019 vs KIA Grand Sedona -> Sedona V6 cakep dan luas sih, mesin gahar body berat, muat 11 orang, boros BBM, lagian budgetnya gak nyampe 🙂
- Livina 2019 vs DFSK Glory 580 -> DFSK Glory 580 malas berhenti saat pengereman, terasa nge-lag nunggu turbonya aktif saat gaspol
- Walaupun gak diizinin isteri untuk testdrive Almaz, ada hipotesis dari lihat-lihat video reviewnya.
Livina 2019 vs Wuling Almaz -> Almaz kurang cocok untuk malam hari, pengaturan AC harus dari layar, pasti silau bagi driver. - Kalau yang ini hanya lihat-lihat di dealer Mitsubishi sebelum test drive Pajero Sport
Livina 2019 vs Mitsubishi Xpander -> Xpander tipe tertinggi saat awal 2019 interiornya warna beige, bukan hitam dan belum ada sensor mundur, tapi Xpander menang cruise control - Kami juga sering nyetir pinjaman Ertiga, Terios, Xenia/Avanza, Agya, Innova, Sienta, dan di tahun-tahun sebelumnya punya KIA Picanto dan KIA Carens II. Livina 2019 vs Suzuki Ertiga 2013 -> Kirain Ertiga udak paling empuk, ternyata kalah empuk. Luas kabinnya juga menang Livina. Mending dijual nih Ertiga kantor, japri ya.
- Livina 2019 vs Daihatsu Terios 2012 konde -> Tampangnya menang Livina, empuknya juga, transmisi maticnya juga lebih enak Livina.
- Livina 2019 vs Xenia/Avanza -> Kualitas cat body Livina menang lho, suspensinya juga menang jauh banget, kelas harga dan fiturnya cukup bersaing.
- Livina 2019 vs Agya -> Agya menang irit dong, lha 1000cc, andalan sopir gocar dan grabcar nih, sehari uang bensin 100 ribu doang.
- Livina 2019 vs Toyota Innova -> Innova itu body berat, mesin gede, tapi kurang tenaga, value for money dan empuknya masih menang Livina, ini kata saya lho ya, dilarang protes.
- Livina 2019 vs Toyota Sienta -> Sienta itu parah desain spion kiri kanannya, dua jengkal, sering nyangkut kalau papasan, menang pintu geser sih, tapi yg minat beli tinggal dikit.
- Livina 2019 vs KIA Picanto -> Picanto jauh kalah suspensinya, dibilang irit juga nggak.
- Livina 2019 vs KIA Carens II-> Carens body-nya lebih tebal, tapi masih kalah empuk sama Livina.
- Kembali ke Livina 2019 vs KIA All New Sportage 2012
Setelah setengah tahun bergantian pakai Livina dan Sportage sehari-hari gara-gara aturan ganjil genap kalau ke Jakarta, ada beberapa hal yang kerasa banget.
Kalau habis pakai Sportage lalu pakai Livina 2019, empuknya suspensi betul-betul terasa. Kalau lagi nganter jemput anak ke sekolah, sehari bisa ngelewatin 20-an polisi tidur plus jalan berlubang. Makanya bagi penulis, suspensi itu penting.
Jalan berlubang maupun polisi tidur, bablas aja pakai Livina 2019, tetap nyaman kok. Tapi kalau high speed di tikungan jalan tol, jangan coba-coba, body roll-nya kerasa banget. Kalau maksa gak pakai pelan di tikungan tajam, atau dikit-dikit pindah lajur dengan nakal di tol, anak kecil yang jadi penumpang bisa mual dan muntah.
Suara mesin di rpm idle nyaris tidak kedengaran, kesenyapan kabin juga sangat bagus, suara dari luar dapat diredam dengan baik. Tapi sayang, tenaga di tanjakan tol saat high speed kurang besar, jadi tidak PD-lah nyalip di tanjakan tol Purbaleunyi dari Jakarta ke arah Bandung. Sekali lagi, feel ini sangat tergantung, kita sebelumnya baru saja bawa mobil apa. Kalau tiap hari sudah pakai Livina 2019, akan ketemu jurusnya, bagaimana cara bawa Livina 2019 di tanjakan tanpa perlu takut kehabisan tenaga.
Hematnya BBM juga beda jauh . Wajar sih, Sportage kan 2000cc, Livina 2019 hanya 1500cc dengan mesin disuplai dari Mitsubishi Xpander. Kalau Agya sekali ngisi bensin cukup 100rb, Livina tiap ngisi 200 ribu, kalau Sportage 300rb untuk jarak tempuh yang kira-kira sama.
Kalau habis pakai Livina 2019 lalu pindah ke Sportage lagi, empuknya jok mobil di semua baris kerasa banget, badan serasa dipeluk dari belakang. Perjalanan jarak jauh sampai 400-an km Bandung-Semarang pun gak akan bikin pegel di badan, baik sopir maupun penumpang. Jok driver bisa elektrik, body tebal, lebih safety aja rasanya. Maklum, pernah ada 2 kali insiden nyium pantat bus dan pantat Serena saat macet-macetan di tol Jkt gara-gara microsleep 🙂
Kekuatan mesin Sportage untuk nyalip di tanjakan sangat dapat diandalkan. Beranilah ngelawan Pajero Sport di Cipali. High speed di tikungan sama sekali tidak membuat body-nya kebanting, mungkin kebantu sama Prime Suspension Active Stabilizator. Walaupun Sportage-nya sudah tahun ke-7, tidak terasa ada penurunan performa dari segi kemampuan engine saat full throttle alias gaspol. Kulit joknya juga masih awet, tidak mengelupas.
Mari kita kembali bahas Nissan Livina VL 2019. Saat mulai berjalan, autodoorlock-nya tidak aktif, demikian juga dengan fitur autounlock. Fitur-fitur itu sebenarnya sudah ada di dalam komputernya, sama dengan Xpander. Tetapi entah mengapa dari pabrik hal itu tidak dianggap penting sehingga tidak diaktifkan. Kalah dong sama Toyota Agya, hihi. Di Youtube ada yang ngasih triknya sih.
Ganti Oli Gratis, Sekalian Olinya Juga Gratis
Kalau kelebihan lain Nissan Livina 2019 VL, sudah ada keyless entry, start stop button, jok kulit bawaan pabrik, kaca film, plus gratis servis termasuk oli sampai 50.000 km. Wah, ini benar-benar asyik bagi yang udah merasakan tingginya harga oli di setiap kali servis rutin. Jadi pikirannya ya tinggal isi bensin aja, pakai tiap hari, sampai saatnya servis, masuk bengkel, gak pake bayar. Cost of ownership-nya benar-benar rendah. Tidak perlu diongkosin lagi setelah beli, kecuali untuk menambahkan asesoris lain seperti karpet dari bahan karet, pengharum, audio, dll.
BTW audionya cukup enak kok, pas lah, ini pendapat telinga yang standarnya suka dengar suara speaker JBL. Luas bagasi, lega. Mengatur konfigurasi sandaran jok cukup mudah, melipatnya juga tidak sulit. Keliling kota Jogja masih enak banget walaupun bawa full 8 orang dewasa. AC juga awalnya bagus, cuman gak tahu kenapa kok sekarang suka ada bau gak enak pas baru dinyalakan, jadi harus buka jendela tiap akan menyalakan mesin. Ada yang tahu solusinya? Tolong tulis di komen ya!
Garasi sempit? Hati-hati, hitung dulu dengan seksama. Panjang body-nya lumayan lho, cek di brosur ya. Atau pinjam test drive dari dealer, coba masukkan ke garasi. Sudah 2 orang yang juga beli Livina 2019 hasil rekomendasi dari kami, salah satunya petinggi Brother di Jakarta ( http://scannerbrother.com )
Akhir kata, alhamdulillah penulis beli mobil Nissan Livina 2019 ini secara cash keras dari hasil project scanning ( http://ayoscan.com ) plus Jual Scanner ( http://jualscanner.com ) dan jualan aplikasi scan LJK ujian bernama DMR-Digital Mark Reader ( http://dmr.co.id )
Arif Rahmat
arifrahmat.com
Ditandai:Nissan Livina 2019, Review mobil
Suspensi belakang jenisnya apa mas ? Katanya independen untuk yg tipe VL?
Belum tahu namanya. Di spek Torsion Beam. Yang jelas, empuk banget. Gak cocok dipasangin Prime Damper.